Apa susahnya ngendaliin angin? Cuma rubah arah dan bentuk sayap, atau matiin aja kipas angin.
Apa susahnya ngendalikan petir yang menyambar? Pake penangkal petir, tancepin ke tanah dalem-dalem, atau panggil Mbah Sastro Dinoyo Ngumbar Keris Ning Mejo.
Apa susahnya naklukin ular? Kalo berani ya pencet tuh mulutnya, kalo gak berani ya pake kayu ngusirnya, masih takut juga, ya lari aja minta bantuan ama yang berani.
Apa susahnya ngerjain itung-itungan rumit di komputer? Baca manual book, pencet tombol help, atau panggil aja masternya, yang pada ngumpul di Ruang IT.
Tapi ngurusi Manusia,
Ya bos, ya rekan, ya anak buah, duillah, amit-amit.... Syusyah nya Bo...
Tapi ngeluh juga salah, bisa jadi dia akan datang terus, jadinya ya kudu bersyukur, terimakasih Tuhan, aku dikasih arahan agar lebih bijak, lebih sabar, lebih pengertian.
Besok aku kedatangan bokap, yang barusan kena stroke, dan sekarang syaraf emosinya keganggu. Kalo dengar ceritanya sih serem, marah bisa sehari minimal 3 kali, gak kalah sama jadwal minum obatnya. Ngadepin bokap yang tukang marah aja, gua dah nerveous, padahal selalu ingat betapa kasih dan pengorbanannya buat aku, belum lagi ngadepin kekasih, belum lagi ngadepin tetangga, belum lagi, belum lagi..
Dalam hidup, kita selalu diuji bagimana berhadapan dengan manusia.
dan justru disitulah poinnya, karena selain dihadapan Tuhan, tujuan kita hidup adalah agar selalu tampak baik didepan sesama manusia.
Tampak baik? Hm... berbedakah tampak dan baik saja?
Yup, sering senyum kecut menyembunyikan kernyit, sering tawa menyembunyikan tangis, sering keramahan menyembunyikan hati yang tertindas, sering kata lembut menyembunyikan teriakan penuh emosi. Sering kita melakukan itu.
Kalau menurut aku sih, yang penting motivasinya.
Ketika kita melakukan sesuatu, apakah itu untuk saya, atau untuk dia, atau untuk kita? Yang paling tinggi nilainya adalah melakukan sesuatu untuk dia, dibawahnya dikit untuk kita, dan paling buncit untuk saya. So ketika kita melakukan sesuatu, dan tujuannya bukan untuk saya, yakinlah itu mulia, dan bila tak ada yang tersakiti tanpa manfaat, ya tancap aja.
Aku lagi pening sekarang ini ngadepin manusia: kekasih ku, dan anak buah favorit ku.
Sambil nulis blog ini, aku jadi paham, ternyata kesulitan dan kepeningan ini semua cuma serba serbi kehidupan, yang dirancang untuk bikin aku gak bosen hidup yang gitu-gitu aja.
So next, I'll talk to them one by one, dan menemukan kedamaian.
Memaafkan tidak menyelesaikan masalah, atau menghilangkan kesalahan, atau merubah masa lalu. Tetapi memaafkan jelas akan meluaskan peluang di masa depan.
Mendidik dan membina, tidak hanya mengembangkan yang dididik dan dibina, tetapi juga berbalik mengingatkan diri sendiri, Sudahkah saya seperti yang saya minta mereka lakukan???
Salam damai dengan diri dan lingkungan, meski pake susah dan atau sakit hati.
Apa susahnya ngendalikan petir yang menyambar? Pake penangkal petir, tancepin ke tanah dalem-dalem, atau panggil Mbah Sastro Dinoyo Ngumbar Keris Ning Mejo.
Apa susahnya naklukin ular? Kalo berani ya pencet tuh mulutnya, kalo gak berani ya pake kayu ngusirnya, masih takut juga, ya lari aja minta bantuan ama yang berani.
Apa susahnya ngerjain itung-itungan rumit di komputer? Baca manual book, pencet tombol help, atau panggil aja masternya, yang pada ngumpul di Ruang IT.
Tapi ngurusi Manusia,
Ya bos, ya rekan, ya anak buah, duillah, amit-amit.... Syusyah nya Bo...
Tapi ngeluh juga salah, bisa jadi dia akan datang terus, jadinya ya kudu bersyukur, terimakasih Tuhan, aku dikasih arahan agar lebih bijak, lebih sabar, lebih pengertian.
Besok aku kedatangan bokap, yang barusan kena stroke, dan sekarang syaraf emosinya keganggu. Kalo dengar ceritanya sih serem, marah bisa sehari minimal 3 kali, gak kalah sama jadwal minum obatnya. Ngadepin bokap yang tukang marah aja, gua dah nerveous, padahal selalu ingat betapa kasih dan pengorbanannya buat aku, belum lagi ngadepin kekasih, belum lagi ngadepin tetangga, belum lagi, belum lagi..
Dalam hidup, kita selalu diuji bagimana berhadapan dengan manusia.
dan justru disitulah poinnya, karena selain dihadapan Tuhan, tujuan kita hidup adalah agar selalu tampak baik didepan sesama manusia.
Tampak baik? Hm... berbedakah tampak dan baik saja?
Yup, sering senyum kecut menyembunyikan kernyit, sering tawa menyembunyikan tangis, sering keramahan menyembunyikan hati yang tertindas, sering kata lembut menyembunyikan teriakan penuh emosi. Sering kita melakukan itu.
Kalau menurut aku sih, yang penting motivasinya.
Ketika kita melakukan sesuatu, apakah itu untuk saya, atau untuk dia, atau untuk kita? Yang paling tinggi nilainya adalah melakukan sesuatu untuk dia, dibawahnya dikit untuk kita, dan paling buncit untuk saya. So ketika kita melakukan sesuatu, dan tujuannya bukan untuk saya, yakinlah itu mulia, dan bila tak ada yang tersakiti tanpa manfaat, ya tancap aja.
Aku lagi pening sekarang ini ngadepin manusia: kekasih ku, dan anak buah favorit ku.
Sambil nulis blog ini, aku jadi paham, ternyata kesulitan dan kepeningan ini semua cuma serba serbi kehidupan, yang dirancang untuk bikin aku gak bosen hidup yang gitu-gitu aja.
So next, I'll talk to them one by one, dan menemukan kedamaian.
Memaafkan tidak menyelesaikan masalah, atau menghilangkan kesalahan, atau merubah masa lalu. Tetapi memaafkan jelas akan meluaskan peluang di masa depan.
Mendidik dan membina, tidak hanya mengembangkan yang dididik dan dibina, tetapi juga berbalik mengingatkan diri sendiri, Sudahkah saya seperti yang saya minta mereka lakukan???
Salam damai dengan diri dan lingkungan, meski pake susah dan atau sakit hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar