Selasa, 03 Januari 2012

Traveling ke Teluk Kiluan, Pulau Kelapa

Mengawali tahun 2012 ini, aku dan saudara-saudara berencana ke Teluk Kiluan, dengan nginep di Pulau Kelapa / Pulau Kiluan. Tujuannya menonton lumba-lumba / dolphin di habitat aslinya yang katanya terbesar se-Asia tenggara, sambil snorkling, melihat sunset, melihat laguna kecil di pulau Kelapa dan menikmati petualangan mengemudi light offroad.

Perjalanan dimulai di Bandar Lampung,
Selepas melewatkan malam tahun baru dengan bakar-bakar ikan dan pesta kembang api di pantai Slaki, Tarahan. kami istirahat tidur sampai siang, lalu lanjut nyetir ke Kiluan. Kami berangkat menggunakan 2 mobil, 1 X Trail Matic dan 1 Kijang Innova.

Perjalanan dari Teluk Betung agak tersendat hingga pantai Muthun karena barengan dengan pelancong Pantai Muthun. Jalanan yang pas 2 mobil dan tidak ada jalan alternatif mewajibkan kami sabar antri. Ini tips pertama : jangan ke Teluk Kiluan (dan ke pantai Muthun / pantai Klara) pada libur hari besar. Macetnya ampun....

Setelah lepas pantai Bensor, perjalanan lancar jaya maju terus pantang ngerem. Pengemudi X Trail sampai maki-maki tahap 1 karena kerepotan ngejar sopir Medan, dan beberapa kali terjebak gagal nyalib, hehehe... Peace bro Julius. Kami berhenti di toko sate, di ujung pasar selewat markas Marinir besar. Sate kambing mda umur 5 bulan. Uenak dan empuk polll... hanya Rp 15 ribuan.

Lalu lanjut mengikuti tanda-tanda jalan, dan beberapa kali bertanya saat ragu, mengarah ke Pasar Bawang, lalu belok kanan ke teluk Kiluan. Perjalanan semakin berat karena jalanan yang naik - turun dan jalanan lumayan rusak, berlobang parah di beberapa titik.

Sekitar 5 km dari pasar bawang jalanan berubah naik ke punggung bukit, lalu turun sedikit, tibalah di pintu gerbang teluk Kiluan di sebelah kiri jalan. Disini jalanan agak berat, mobil matic harus di set manual / gigi rendah. karena jalan beton menurun amat tajam sekitar 1 kilo, hanya pas 1 mobil. Bunyikan klakson sebelum turun, agar tidak berpapasan di tengah.

Setiba di rumah pak Yon, penitipan mobil di desa terakhir, kita disambut tukang perahu utusan pak Dirham, pengelola penginapan di Pulau Kelapa, dan diantar menyeberang. Langsung istirahat, karena kita tiba sudah jam 9 malam. Perjalanan berangkat hampir 8 jam, karena tersendat macet pantai Muthun. Seharusnya bisa ditempuh 2.5 jam - 4 jam saja.

Kami istirahat di pondokan pak Dirham, satu-satunya di pulau itu. Per kamar ada 3 kasur busa dan 3 bantal. Ada 3 toilet disana, dan total 5 kamar saja. Pak Dirham juga menyewakan tenda bila kamar habis. Tapi tidak menyewakan pancing untuk pengisi waktu.

Pagi jam 6 yang tertarik lihat lumba-lumba naik kapal jukung kecil, 3 orang per perahu. Lalu berlayar ke laut lepas beradu keberuntungan bertemu mahluk imut ini.
Yang udah sering ketemu lumba-lumba, bisa snorkling di pulau, atau berenang di laguna kecil yang terpencil dan harus manjat untuk sampai disana. Sayang kami tiba sudah malam sehingga melewatkan sunset yang katanya sih bagus....

Lokasi snorkling ada di pulau hanya 10 an meter dari tepi pantai. Airnya lumayan jernih, jarak pandang sekitar 4 meter. Banyak ikan indah di terumbu karang.Sayang banyak sampah nyangkut akibat angin barat dan bekas-bekas bom ikan juga tampak menghancurkan beberapa terumbu karang.

Detail cost :
Mobil wajib tinggi, xenia dan sejenisnya terlalu beresiko.
Bisa charter / travel, tinggal hubungi pak Dirham (081369991340).
Biaya se mobil sekitar 800 ribuan, Bandar Lampung PP, untuk 7 orang.
Penginapan 150 ribu per kamar (3 kasur busa), bisa untuk 2-4 orang.
Sewa perahu lihat lumba-lumba 250 ribu, untuk maks 3 orang.
Sewa life jacket 10 ribu, sewa alat snorkling 20 ribu per orang.
Perahu nyebrang ke pulau kelapa PP 20 ribu per orang.

Perjalanan ini cukup menyenangkan,
Menimbulkan hobi baru : Snorkling, dan jadi pengen belajar diving.
Ternyata dunia bawah laut indah nian untuk dinikmati.
Silahkan yang mau nyusul.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar